rumahjurnal.online Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan bahwa Praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri merupakan calon pemimpin bangsa yang memiliki peran strategis dalam perjalanan Indonesia menuju visi besar Indonesia Emas 2045. Menurutnya, Praja IPDN tidak hanya dipersiapkan sebagai aparatur negara, tetapi juga sebagai agen perubahan yang mampu membawa dampak nyata bagi masyarakat.
Khofifah menyampaikan bahwa generasi Praja saat ini adalah generasi yang akan berada di garis depan kepemimpinan nasional di masa mendatang. Oleh karena itu, mereka perlu dibekali dengan nilai-nilai kepemimpinan yang kuat, berkarakter, dan berpihak pada kepentingan publik.
SDM Strategis untuk Pembangunan Nasional
Dalam pandangan Khofifah, Praja IPDN adalah sumber daya manusia strategis yang disiapkan untuk memperkuat pembangunan nasional melalui pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat. Peran tersebut tidak terbatas pada wilayah tertentu, melainkan mencakup seluruh Indonesia.
Ia menekankan bahwa meskipun banyak Praja berasal dari Jawa Timur, tugas dan tanggung jawab mereka kelak adalah membangun Indonesia secara menyeluruh. Semangat pengabdian lintas daerah ini dinilai penting agar pembangunan dapat berjalan merata dan berkeadilan.
Game Changer dalam Tata Kelola Pemerintahan
Khofifah mengajak Praja IPDN untuk menjadi “game changer” dalam tata kelola pemerintahan daerah. Konsep game changer dimaknai sebagai kemampuan untuk menghadirkan perubahan signifikan melalui cara berpikir baru, inovatif, dan solutif.
Menurutnya, pemimpin masa depan tidak cukup hanya menjalankan rutinitas birokrasi. Mereka harus mampu membaca peluang, melihat kemungkinan di tengah keterbatasan, dan mengubah tantangan menjadi kekuatan. Kepemimpinan semacam inilah yang dibutuhkan untuk menjawab kompleksitas persoalan bangsa.
Kepemimpinan Humanis dan Berpihak pada Masyarakat
Salah satu penekanan utama Khofifah adalah pentingnya kepemimpinan humanis. Ia menilai bahwa aparatur sipil negara harus memiliki empati dan kepekaan sosial yang tinggi. Pemimpin tidak hanya hadir sebagai pengambil keputusan, tetapi juga sebagai pelayan masyarakat.
Menurut Khofifah, pemimpin yang baik adalah mereka yang tahu kapan harus berada di depan untuk memberi arah, dan kapan harus berada di belakang untuk mendukung tim. Pendekatan ini menciptakan kepemimpinan yang inklusif dan membangun kepercayaan publik.
Adaptif Menghadapi Dinamika Global
Khofifah juga menyoroti pentingnya kemampuan adaptif bagi Praja IPDN. Dunia terus mengalami perubahan cepat, baik di tingkat lokal, nasional, maupun global. Perubahan tersebut mencakup isu ekonomi, sosial, teknologi, hingga lingkungan.
Ia menekankan bahwa tantangan seperti pemanasan global dan perubahan iklim membutuhkan pemimpin yang responsif dan berpikir jauh ke depan. Praja IPDN diharapkan mampu memahami isu-isu global tersebut dan menerjemahkannya ke dalam kebijakan publik yang relevan di daerah.
Transformasi Digital dan Tantangan Kebijakan Publik
Selain isu lingkungan, Khofifah menyinggung transformasi digital sebagai tantangan sekaligus peluang besar bagi pemerintahan daerah. Perkembangan teknologi digital telah mengubah cara masyarakat berinteraksi, mengakses informasi, dan menilai kinerja pemerintah.
Praja IPDN diharapkan mampu mengelola media, opini publik, serta dinamika komunikasi digital dengan bijak. Pemahaman terhadap efisiensi anggaran dan kebijakan fiskal, termasuk penyesuaian Transfer ke Daerah, juga menjadi kompetensi penting bagi calon pemimpin daerah.
Keseriusan Jawa Timur Menyiapkan Pemimpin Bangsa
Khofifah menyampaikan bahwa Jawa Timur menunjukkan keseriusannya dalam menyiapkan pemimpin masa depan melalui pengembangan sekolah-sekolah taruna berasrama. Beberapa sekolah menengah taruna di provinsi ini dirancang untuk membentuk karakter, disiplin, dan kepemimpinan sejak dini.
Salah satu bentuk konkret adalah kemitraan dengan IPDN, yang bertujuan menciptakan jalur pembinaan berkelanjutan bagi calon pemimpin bangsa. Upaya ini diharapkan melahirkan generasi emas yang siap menyambut Indonesia Emas 2045.
IPDN sebagai Kawah Candradimuka Kepemimpinan
Khofifah menggambarkan IPDN sebagai kawah candradimuka bagi calon pemimpin bangsa. Di institusi ini, Praja ditempa tidak hanya secara akademik, tetapi juga mental, karakter, dan integritas.
Ia berharap IPDN dapat melahirkan aparatur sipil negara yang berkarakter kuat, profesional, dan berorientasi pada pelayanan publik. ASN yang humanis dan beretika dinilai menjadi fondasi penting bagi pemerintahan yang dipercaya masyarakat.
Mengasuh, Membimbing, dan Melayani
Dalam pesannya, Khofifah menekankan tiga kemampuan utama yang harus dimiliki pemimpin masa depan, yakni kemampuan mengasuh, membimbing, dan melayani. Pemimpin tidak boleh berjarak dengan masyarakat, melainkan hadir dan memahami kebutuhan riil di lapangan.
Pendekatan kepemimpinan ini diharapkan mampu menciptakan tim kerja yang solid dan produktif. Dengan kerja tim yang cerdas dan kolaboratif, kebijakan publik dapat diimplementasikan secara efektif dan berdampak nyata.
Menuju Indonesia Emas 2045
Ajakan Khofifah kepada Praja IPDN untuk menjadi game changer merupakan bagian dari visi besar menuju Indonesia Emas 2045. Visi ini menuntut kepemimpinan yang berintegritas, adaptif, dan berorientasi pada masa depan.
Praja IPDN diharapkan menjadi generasi emas yang tidak hanya unggul secara intelektual, tetapi juga memiliki kepekaan sosial dan keberanian untuk melakukan perubahan. Dengan kepemimpinan humanis dan semangat pengabdian, mereka diharapkan mampu membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih maju, adil, dan berkelanjutan.

Cek Juga Artikel Dari Platform hotviralnews.web.id
