Begitu banyak cerita panjang untuk waktu yang begitu singkat
Menelaah kembali rentang kisah yang sudah terlanjur lewat
Tak menemukan secercah cahaya lentera, gelap begitu pekat
Meraba kemari, terantuk dan tersungkur pada realita yang tak bersahabat
Terbangun di tengah tengah sepi, sendiri
Hanya mencantumkan isi kepala yang memenuhi segala lini
Terjebak pada rangkaian pasang mata
yang selalu menuntut tuk terlihat baik baik saja
Merelakan apa yang bukan diinginkan semesta
Tak mudah rupanya, sering kali menggoreskan luka yang tak akan pulih oleh masa
Tak dapat pula dijelaskan lewat rangkai aksara indah
Hanya tangisan yang menutup lantai di ruangan gelap ini
Itu pun tak dapat mengobati sakitnya merelakan yang pergi
Apa yang kuanggap sebagai tempat berpulang
Nyatanya tak kekal dan lekang oleh masa yang datang
Melebam ruam ruam atma yang tak pernah ikhlas dipermainkan semesta
Namun nyatanya, apa yang bisa diperbuat oleh manusia?
Hanya sebatas manusia biasa yang mendambakan bahagia ditengah realita dunia
Lelah, namun tak ingin pula menyerah
berusaha kuat, walau sering kali dibuat patah
Perlahan kering sudah atma yang terbiasa sakit
Namun, atma ini pula yang berusaha mati matian tuk membuat orang lain bahagia
Menjadi swastamita bagi hati hati yang tengah patah
Sampai lupa bahwa sang swastamita pula memiliki hati rapuh yang tengah cidera
Post a Comment