Berwirausaha Nabi Melalui Berbagai Media Literasi |
Masalah ini mungkin tidak hanya dialami oleh masyarakat semarang saja, karena faktanya pandemi ini telah berdampak pada seluruh lini ekonomi secara global. Dan salah satu solusinya adalah dengan membuka lapangan pekerjaan baru, tidak hanya berpangku tangan dengan hanya menjadi karyawan, tapi sudah seharusnya kita golongan muda beintelektual menjadi pencetak lapangan pekerjaan.
Dilansir dari laman Bisnis.com
Sutrisno, Kepala Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kota Semarang, menyebutkan pandemi ikut berdampak pada peningkatan angka respon. Setidaknya, pada tahun 2020, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kota Semarang berada di angka 9.578 persen. Menurutnya hal ini dikarenakan banyak lulusan, namun serapan atau lapangan kerja yang tersedia kecil. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah, angka TPT tersebut jadi yang tertinggi selama tiga tahun terakhir. Angka tersebut juga jauh lebih tinggi dari TPT di Provinsi Jawa Tengah yang hanya 6,48 persen. Tak hanya itu, TPT Kota Semarang juga lebih buruk ketimbang TPT nasional yang berkisar di angka 7,01 persen.
Nabi dalam Berdagang
Dalam Islam sendiri Nabi melarang kita melalui prilaku beliau, untuk menjadi pebisnis muda. Dikisahkanm sejak kecil beliu sudah terbiasa mandiri, beliau sudah menggembalakan kambing milik pamannya pada usia 8 tahun dan beliau menjadi pedagang sukses di umurnya yang baru 12 tahun. Kita tidak lantas memaknai secara tekstualis bahwa kita harus menjadi pedagang. Tapi kita bisa mengambil pelajaran bahwasanya usia kita tidak membatasi kita untuk menjadi pengusaha mandiri.
Edukasi baik berupa tulisan dan juga berupa infografis, kemudian mengunggahnya di media sosial. Karena saya kira edukasi seperti ini lebih fresh dan menarik dikalangan anak muda.
Post a Comment