Lamongan adalah salah satu kota di yang berada di pesisir Pantai Utara (Pantura). Yang jika dispesifikasi dengan batas wilayah sebelah utara Laut Jawa, sebelah timur Kabupaten Gresik, sebelah selatan Kabupaten Jombang dan Mojokerto, sebelah barat kabupaten Bojonegoro dan Tuban. Adapun Luas wilayah Kabupaten Lamongan 1.812,80 km2 atau setara dengan 181.280 ha., terdiri dari daratan rendah berawa dengan ketinggian 0-25m seluas 50,17% dari luas Kabupaten Lamongan, daratan ketinggian 25-100m seluas 45,68% dan sisanya 4,15% merupakan daratan dengan ketinggian diatas 100m.
Hasil bumi bengkuang di Desa Lembor |
Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi 3 karakteristik, yaitu: (1) Bagian tengah selatan merupakan daratan rendah yang relatif agak subur yang membentang dari Kecamatan Kedungpring, Babat, Sukodadi, Pucuk, Sekaran, Lamongan, Deket, Tikung, Sugio, Maduran, Sarirejo dan Kembangbahu; (2) Bagian selatan dan utara merupakan pegunungan kapur berbatu-batu dengankesuburan sedang. Kawasan ini terdiri dari Kecamatan Mantup, Sambeng, Ngimbang, Bluluk, Sukorame, Modo, ‘Brondong’, Paciran, dan Solokuro; dan (3) bagian tengah utara merupakan daerah Bonorowo yang merupakan daerah rawan banjir. Kawasan ini meliputi Kecamatan Sekaran, Laren, Karanggeneng, Kalitengah, Turi, Karangbinagun, Glagah
Dari perbedaan letak geografis dan karakteristik tersebut menjadikan masyarakat lamongan memiliki mata pencaharian yang beragam, meski mayoritas adalah sebagai petani. Selain itu juga ada sebagai nelayan, pedagang, TKI (Tenaga Kerja Indonesia) dan bahkan dari petani pun beragam tidak hanya petani makanan pokok saja –padi dan jagung. Ada juga bengkuang, tomat, melon, semangka, mentimun, cabai dan sebagainya.
Sehingga masyarakat tradisional yang dulu hanya berkonotasi bekerja untuk sekedar mencukupi keperluan makan dirinya dan keluarganya berpindah untuk mengkikuti budaya hedonisme dan politik ekonomi pangan pemerintah.
Fenomena pertanian di Desa Lembor misalnya. Dulu masyarakat tradisional lembor adalah meyoritas berprofesi sebagai petani. Meski bisa dikatakan tanah di sana kurang subur jika dibandingkan dengan tanah yang berada di Lamongan bagian tengah, ini juga disebabkan tanahnya merupakan tanah kapur dan pegunungan. Berada di kaki perbukitan Rahtawu dan dikelilingi oleh hutan jati yang luas. Sehingga desa ini dulu diketahui sebagai penghasil batu gamping. Sementara, untuk produk pertanian, bengkoang adalah komoditi andalan dari petani desa Lembor.
Dan dulu masyarakat Desa Lembor, juga kebanyakan di Lamongan memberlakukan barter untuk pemerataan hasil sumber daya alam. Seperti ikan dengan beras, bengkuang dengan kain –jawa: sandangan, dan berbagai hasil alam dan kebutuhuan primer lainnya. Di desa lembor lebih sering melakukan barter dengan masyarakat Tuban yang saat itu meyoritas menjadi penghasill kain dan sedkit yang berprofesi sebagai petani maka hal ini sangat menguntungkan bagi kedu pihak.
Post a Comment