Perempuan Berdikari Dengan Teknologi

Teknologi telah menghilangkan sekat ruang dan waktu bagi setiap manusia untuk terus belajar dan berkembang. Apalagi setelah dunia dihadapkan dengan virus covid-19, yang memaksa perubahan besar-besaran terhadap setiap lini kehidupan; mulai dari pendidikan, ekonomi hingga kesehatan. Maka baik laki-laki maupun perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk terus meningkatkan potensi dirinya masing-masing.

perempuan dan teknologi (shehacks.com)

Era digital ini, selain dapat dimaksimalkan untuk meningkatkan potensi diri baik itu keterampilan hidup maupun akademik, melalui berbagai seminar maupun platform belajar lain. Keberadaan teknologi digital dengan ragam aplikasinya merupakan sarana aktualisasi bagi perempuan yang berdikari khususnya berdaya secara ekonomi. Hal ini dibuktikan dengan laporan United Nations (UN) Women (2020) dengan banyaknya perempuan yang mampu mempertahankan usahannya di tengah pandemi dengan memanfaatkan media sosial. Dalam laporan tersebut menunjukkan lebih dari 50 persen perempuan menggunakan tiga platform lebih untuk menjalankan dan memasarkan usahanya. Meski demikian, 82 persennya mampu menyeimbangkan pekerjaannya tersebut dengan tanggung jawab domestik juga keluarga.


Jika sudah demikian maka akan tercapai perempuan yang berdikari. Yang oleh Kuncoro dan Kadar (2016) didefinisikan sebagai perempuan yang mampu mengaktualisasikan potensi dirinya, tidak hanya sekedar aktivitas di ruang domestik saja, lebih dari itu. Pelabelan wanita berdikari dapat dilihat dari beberapa faktor, beberapa diantaranya seperti, pemenuhan ekonomi, tingkat pendidikan kemampuan memimpin serta networking (jaringan sosial/pertemanan).

 

Maksimalkan Potensi Perempuan dan Dukungan

Dibandingkan dengan laki-laki, perempuan memiliki keunggulan lebih di bidang tata kelola usaha. Yang mana perbandingan tersebut ditentukan dengan karakteristik, sikap dan dalam pengambilan keputusan. Sikap lunak perempuan yang mudah memaafkan dan fleksibel dapat mempengaruhi kinerja karyawan (Ribhan, 2007) serta future oriebted (orientasi masa depan) dan self player (pengusaha yang mencari aman) yang dimiliki perempuan sangat berpengaruh pada keberlangsungan suatu usaha dan menjadi jaminan untuk bisa bertahan dan berkembang (Hofstede, 1989).


Perempuan juga memiliki naluri untuk bekerja lebih cermat dan harmonis ketimbang laki-laki. keterampilan domestik yang dimiliki perempuan dalam bekerjasama, mendidik anak dan mengelola keuangan juga dapat diterapkan dalam mengelola usaha. Dengan bekal tersebut perempuan mampu mengelola karyawan perusahaan dengan baik, dan mampu berkolaborasi dengan tiap individu maupun kelompok.


Dan riset empiris di Indonesia membuktikan hal tersebut. Dalam penelitian yang dilakukan Septianingsih (2011) terhadap pengusaha di kota Kudus, menunjukkan bahwa wirausaha perempuan lebih memiliki kemampuan dalam mengambil resiko dan lebih toleran serta melibatkan lebih dari satu orang. Oleh karena itu banyak perusahaan atau usaha mikro perempuan yang terbentuk dengan kerjasama antar tim dan dikelola bersama.


Secara sederhana hal ini dapat dilakukan dengan menjalankan organisasi-organisasi usaha kecil dan menengah bagi perempuan yang berniat berwirausaha sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang dimiliknya. Yang hal ini akan menjadikan perempuan sebagai roda baru penggerak perekonomian negara untuk meningkatkan kemakmuran juga kesejahteraan masyarakat (Veena, 2013). Meski, ada juga wirausahawati (wirausaha perempuan) yang mengelola sendiri bisnisnya melalui sosial media. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh selebgram Rachel Vennya Roland —lihat akun instagram @rachelvennya— dan berbagai influencer juga selebgram yang menjadi wirausaha juga membuka jasa endorse produk lain.


Perlunya kerjasama perempuan dalam hal ini jug perlu mendapat dukungan dari pihak lain. Salah satunya pemerintah. Karena dalam mengembangakan potensinya, perempuan masih memerlukan pembekalan untuk menambah cara tata kelola, pendampingan pengembangan usaha serta akses digital. Beberapa program kerja Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) guna memberi dukungan perempuan pengusaha UMKM. Pertama program Sispreneur yang ditujukan untuk perempuan pelaku usaha mikro agar dapat mengembangkan usahanya ke sistem digital. Dan pelatihan serta pendampingan virtual usaha mikro dan ekstra mikro usia 30-35 tahun.


Selain itu juga terdapat banyak sekali pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh organisasi tertentu. Yang mana pelatihan tersebut dapat diikuti baik secara daring maupun luring, baik berbayar maupun gratis. Dengan memanfaatkan dan dapat memaksimalkan potensi juga dukungan tersebut maka akan tercipta banyak wirausahawati yang mampu meningkatkan ekonomi keluarga, masyarakat hingga negara.

 

Perempuan yang Berdedikasi

Wacana atau usaha untuk menjadikan perempuan yang berdikari ini tidak dimaksudkan untuk meninggalkan tanggung jawab domestik dan keluarganya. Namun, wanita berdikari adalah mereka yang mampu menyeimbangkan pekerjaan yang ditekuninya juga ranah domestik yang diembannya.


Namun bagaimana apabila perempuan yang sudah berkecukupuan secara finansial tersebut lantas lalai terhadap rumah tangganya, bahkan merasa dirinya lebih baik dibanding suaminya, baik dari segi finansial juga domestik. Dilansir dari laman BBC.com (2020), sebanyak 70-85 persen wanita yang bekerja sekaliagus menjadi ibu rumah tangga hanya mampu bertahan selama delapan tahun pernikahan mereka.


Selain faktor stress yang dialami, rasa memiliki wewenang yang lebih tinggi atas suaminya juga muncul. Karena dia merasa penghasilan yang ia dapatkan lebih besar dari suaminya sehingga ia berpikir bisa menghidupi dirinya sendiri dan anaknya.


Namun, tentun bukan itu maksud perempuan berdikari di sini. Perempuan berdikari harus juga dibarengi dengan dedikasi (perempuan berdedikasi). Hal ini sejalan jika perempuan berdikari mampu berdiri tanpa harus bergantung pada orang lain, maka perempuan berdedikasi di sini adalah perempuan yang mengabdikan dirinya untuk keluarganya. Disamping dapat berkontribibusi dari segi ekonomi, perempuan juga sebagai al-madrasatul ula (baca: sekolah pertama). Yang dalam syair arab dikatakan yang artinya “Ibu adalah sekolah utama (bagi anaknya). Bila engkau mempersiapkannya, maka engkau telah mempersiapkan generasi terbaik.”


Maka salah satu dedikasi perempuan yang berdikari adalah mampu mengurusi dengan baik pekerjaan ayau usaha yang dijalaninya. Namun, tidak melupakan ranah domestik yang menjadi tanggungjawabnya sebagai orang tua juga ibu rumah tangga. Dengan begitu akan tercetak perempan kuat yang melahirkan generasi-generasi bangsa yang hebat. Aaaamiiin…

Post a Comment

Previous Post Next Post