Integrasi Ilmu Sains dan Al Quran Membenetuk Santri Berperadaban

Sumber: suaraislam.co

Pesantren sebagai  Sebuah  Lembaga Pendidika n Tertua di Indonesia memilik i cirikhashati model dan sistem pembelajarannya. Seperti yangkitaketahui bahwasanya pesantren merupakan mata rantai dalam struktur pendidikan di Nusantara. Hal ini bukan hanya karena sisi historinya, melainkan pesantren secara signifikan ikut andil dalam upaya membangun peradaban bermoral dan sebagai sumber di Indonesia. 

Pesantren sudah cukup lama mengajarkan dan mengembangkan kajian ilmu-keilmuan agama. Penguasaan terhadap kitab kuning diajarkan dengan sangat ketat dan disiplin di pesantren. Kurikulum pesantren yang berbasis kitab kuning dari berbagai disiplin ilmu menjadi ciri khas tersendiri bagi santri.

Namun, ada beberapa bidang ilmu yang belum banyak atau bahkan tidak sama sekali dengan pesantren yaitu ilmu-ilmu sains. Padahal dalam kitab kuning yang ditulis oleh ulama terdahulu banyak yang mengkaji ilmu tersebut . Kondisi seperti ini seperti semacam pendikotomian keilmuan agama dan sains—atau ilmu umum.

Urgensi dan Integrasi Sains dalam Peradaban Islam

Secara histori , pada Rentang Abad Ke 8 - 13 M. Banyak ilmu n muslim Yang meningkatkan kemajuan dan teknologi. Pada masa masa Islam atau lebih dikenal dengan istilah Zaman Keemasan Islam itu, banyak pemikiran-pemikiran ilmuwan muslim yang mengungkap berbagai ciptaan Tuhan yang akhirnya bermuara pada penghambaan kepada Allah Sang Maha Pencipta.

Adalah sains Teori-Teori, sosial Dan humaniora Yang dijadikan sebagai r eferensi u tama bahkan Menjadi penjelas Ajaran agama Yang Terdapat dalam al-Qur ' an dan a s -Sunnah, sehingga akan memiliki Makna Yang LEBIH kontekstual, Dan akan terimplementasikan DENGAN Baik Sesuai DENGAN kemajuan peradaban umat manusia. Allah merumuskan l-Qur ' an untuk Semua masyarakat Manusia di Seluruh Dunia terkhusus para Intelektual muslim Dan para santri , Serta untuk Semua zaman. Oleh karena itu, banyak pernyataan yang harus ditarik dari konteks tertentu, dan harus menjangkau kontekstualisasinya pada tempat dan waktu tertentu oleh ilmuwan—ulama dan atau santri. Untuk itu, Allah melalui RasulNya mendelegasikan pekerjaan besar ini kepada para ilmuwan dan ulama, agar ajaran agama tetap memberi pencerahan untuk semua umat manusia di semua zaman.

Maka, Santri pengetahuan sebagai penerus estafet perjuangan para ulama juga harus paham tentang pentingnya integrasi ilmu-ilmu. Bahwa dalam Islam tidak ada dikotomi antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum. Semua cabang ilmu yang sama pentingnya untuk dipelajari oleh para Santri. Adapun yang membedakan hanya pembagian dan pengelompokan, baik sekala prioritas atau hukum yang dipelajari, seperti yang oleh Imam al Ghazali dengan dalam kitabnya Ihya 'Ulumuddin. (Idris Sholeh: 2019)


Santri Membangun Peradaban dengan Integritas Keilmuan

Dalam peran santri sebagai pemuda yang berintelektual di era virtual, maka santri harus menjadi teladan serta panutan dalam mengembangkan pemikiran dan membangun peradaban yang sejalan dengan Al-Qur'an. Menurut Prof. Dr. Dede Rosyada, MA s antri yang memiliki i ntegrasi keilmuan dapat menjadi penyalur gagasan normatif terhadap berbagai aspek kehidupan yang tidak dinyatakan secara eksplisit dan tidak tercakup secara inplisit dalam Al-Qur'an . Penjelasan-penjelasn normatif berbasis teori-teori sains dan ilmu-ilmu sosial yang mengatur kehidupan manusia, baik dalam kehidupan profesi maupun sosial, menjadi bagian dari jangkauan jangkauan signifikansi dan relevansi dengan seluruh ajaran agama.  

Dengan demikian, para santri sebagai pemegang kendali peradaban oleh agama untuk suatu pengelolaan dalam ilmu pengetahuan, mengembangkan teknologi dan instrumen yang dapat memandu pelaksanaan norma-norma di era virtual .

Selain itu, teori-teori sains dan sosial juga dapat digunakan untuk memberikan koreksi terhadap pemikiran-pemikiran keagamaan yang dihasilkan oleh para ulama. TIDAK ADA kewenangan sains ATAU Teori-Teori sosial tinjauan untuk review mengoreksi Teks suci al-Qur'an dan a s -Sunah. Akan tetapi dapat memberikan koreksi dan perbaikan terhadap fatwa-fatwa keagamaan produk dan pemikiran para ulama yang berbeda atau teori-teori ilmu sosial dan kemanusiaan, baik karena perbedaan waktu, maupun karena kompetensi antara santri dengan ilmuwan, sosial dan sosial. humaniora. Oleh karena itu, interaksi akademik antara santri dalam bidang-bidang keagamaan dengan ilmu pengetahuan, sosial dan kemanusiaan, menjadi suatu keharusan.

sebagai transformasi keagamaan terhadap pemikiran-pemikiran keagamaan yang sudah tertinggal oleh konteks sosial, dan tertinggal juga oleh perkembangan sains dan teknologi. Agama sebagai sebuah ajaran Tuhan, harus tetap  up to date , dan terus sesuai dengan teori peradaban umat Oleh karena itu, teori sains, sosial dan humaniora harus terus dipenetrasikan terhadap doktrin-doktrin dan pemikiran keagamaan, sehingga agama akan terus menjadi  pedoman  kehidupan umat tempat dan waktu, tanpa harus bertahan dalam ke- statis -an.

Penjelasan sains dan ilmu-ilmu sosial terhadap agama, sekedar tidak dalam aspek-aspek pokok kehidupan keagamaan, yakni sistem keyakinan, ritual dan etika, dan berbagai aturan hukum tentang perbuatan kriminal yang telah diatur sejak dini oleh Allah dan RasulNya, tapi juga dalam aspek tentang ilustrasi sains yang disampaikan Tuhan ketika menyampaikan ajaran-ajaranNya. Di sinilah urgensinya pengembangan mandat pada perguruan tinggi keagamaan Islam, agar dapat memberikan kontribusi terhadap penyiapan sumber daya manusia ( SDM ) bangsa yang profesinal dan mengejawantah pada diri santri yang santun dan bermoral , serta dapat mengembangkan teori, sains, sosial dan humaniora, teknologi dan instrumen pelaksanaan teori tersebut dalam kehidupan sosial . Sehingga, masyarakat bisa benar-benar memperoleh pencerahan agama tidak saja dalam kehidupan keagamaan, tapi juga dalam kehidupan profesi dan sosial kemsyarakatan dalam berbagai bidang.

Agar kita para santri sekedar tidak menguasai ilmu-ilmu agama, namun sebagai pakar bahkan menjadi peletak utama dasar-dasar ilmu-ilmu modern. Sehingga akan lahir Generasi santri yang memiliki Wawasan keilmuan di multi-disiplin ilmu . Wallahu a'lam

Post a Comment

Previous Post Next Post