Apakah Dosa itu Takdir?

Sumber: islami.co

Kematian adalah sesuatu hal yang pasti akan dialami oleh seluruh makhluk hidup yang diciptakan oleh Allah. Bahkan Nabi, Rasul hingga Malaikat pun akan mengalami kematian. menyinggung tentang kematian tidak akan pernah lepas dari takdir dan Kuasa Allah Yang Maha Mematikan dan Menghidupkan. Tapi, apakah seluruh hal yang berjalan di dunia ini akan selalu selaras dengan takdir Allah? Kita semua pasti akan menjabawab "Iya" akan pertanyaan itu. Tapi bagaimana dengan orang yang maksiat dan bunuh diri apakah itu termasuk dalam takdir Allah? Mengapa Allah mentakdirkan seseorang itu untuk berbuat dosa? Dan jika iya mengapa Allah menyiksa kita atas hal yang Allah takdirkan sendiri?

Oke tenang-tenang semua akan terjawab di sini. Allah memang telah mentakdirkan dan menuliskan semua yang terjadi hari ini di Lauh Mahfudz. Mulai dari tanggal lahir kita sampai tanggal kematian kita. Allah juga tahu kalau nantinya kita akan berbuat dosa dan maksiat kepada Allah. Tapi mengenai sebab kematian orang itu dan cara orang itu melakukan dosa atau melakukan kebaikan itu adalah pilihan orang itu sendiri. Dengan kata lain takdir Allah masih bisa berubah atau bisa dinegosiasikan. Imam Syafi'i membagi takdir menjadi dua, yaitu takdir muallaq dan takdir mubram.
Artinya Allah memberi keputusan kepada masing-masing hamba itu sendiri untuk berbuat maksiat dan berbuat baik sesuai dengan ikhtiyarnya. Tapi, selalu beriringan dengan taldir Allah. Karena Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Analoginya seperti ini, ada majikan yang menyuruh pembantunya untuk membeli sesuatu, kecap misalnya. Majikan itu tidak memberitahu detail dari deskripsi kecap itu dan memberi kebebasan kepada pembantu itu untuk membeli kecap itu di toko manapun. Maka, pembantu bebas memilih toko manapun dan kecap jenis apapun. Yang penting yang dibelinya adalah kecap.
Intinya adalah Allah memang telah mentakdirkan kematian dan hidup kita tapi kita bebas memilih mau seperti apa kita mati, dan dalam keadaan apa kita mati. Entah khusnul khotimah atau su'ul khotimah. Dan lantas bagaimana dosa orang yang bunuh diri? Allah tetap memberi balasan yang setimpal terhadap dosa seorang hambaNya sesuai perbuatannya. Di dalam sebuah hadis dijelaskan “Barangsiapa yang bunuh diri dengan besi, maka besi yang tergenggam di tangannya akan selalu ia arahkan untuk menikam perutnya dalam neraka jahannam secara terus menerus dan ia kekal di dalamnya. Barangsiapa yang bunuh diri dengan dengan cara terjun dari atas gunung, maka ia akan selalu terjun ke neraka Jahannam dan ia kekal di dalamnya,” (HR. Muslim). Karena orang yang bunuh merasa tidak terima terhadap pemberian Allah dan tidak terima akan takdir yang diberikan oleh Allah sehingga ia depresi dan melakukan bunuh diri. Maka dari itu dosanya tergolong dosa besar, bahkan lebih besar dari membunuh orang.

Perbuatan yang kita lakukan memang sudah ditakdirkan oleh Allah. Tapi sebagai hamba yang dikaruniai akal oleh Allah seharusnya kita bisa berpikir mana yang baik dan mana yang buruk. Karena apa yang kita lakukan di dunia akan kita pertanggungjawabkan nanti di akhirat. Oleh karena jangan hanya berpegang teguh pada takdir. Mungkin kita bisa membagi 50:50 antara takdir dan ikhtiyar kita. Karena apa yang kita lakukan adalah apa yang akan kita pertanggungjawabkan.

Post a Comment

Previous Post Next Post