Sumber: tempo.co |
Selalu ada cerita lucu yang terlukis saat di pesantren. Hampir semua santri pasti punya
kisah lucu saat dipesantren begitu juga dengan saya yang masih menyimpan kisah-kisah itu.
***
Perjalanan mentari sudah mencapai ufuk barat, adzan dikumandangkan di mana-mana,
para santri mengantri untuk mensucikan diri dan menghadap ke sang pencipta bumi dan
matahari.Suara tawa santri outra riuh terdengar mewarnai ruang-ruang sunyi gedung pesantren, sehingga tidak ada lagi sisa-sisa kesedihan yang tersisa di pesantren dan wajah para santri.
"He...yon engko bengi ayok delok film nek kantor," gagas Farid pada Dyon. "film opo Rid,"
timbalnya.
"Westalah aman-aman," kata Farid di sertai senyum kemerdekaan.
Jarum jam menunjukan pukul 11 malam, para santri sudah banyak yang tidur, mungkin
karena terlalu capek mengaji –entah apa aku juga gak tahu. Tetapi tidak dengan 4 santri ini, siapa lagi kalau bukan Aril, Farid, Dyon dan Fahmi. Empat santri itu malah sedang melancarkan misinya untuk menonoton film.
"Piye Rid, sido po gak."
"Ok gampang lah, lah endi liyane."
"Pye wes tah," ucapku sedikit berteriak.
"Nah ayo budal wes teko kabeh iki."
Dua film pun terselesaikan tanpa jeda tak di sangka jarum jam menunjukkan pukul tiga.
"Wah dilukengkas subuh iki ayo turu sek ae," Fahmi menyarankan.
"Apamu turu, gak iso tangi shubuh engko," bantahku.
"Gak ngurusi kon, palak turu Aku."
Adzan menggema di seantero pondok pesantren. Para santri segera bergegas mensucikan diri demi bertemu Sang Ilahi. Tetapi namanya juga santri, ada yang langsung bangun, ada juga yang mbulet mencari persembunyian untuk tetap tidur lagi ada juga yang memilih tak mau tau dan tetap tidur kembali. Begitu juga dengan ke nempat santri itu mereka tetap saja memilih tak mau tahu dan tidur kembali. Allahumma sholli ‘ala sayyidina muhammad pertanda jamah telah usai, tetapi tak disangka, Yai tengah berjalan menuju ke asrama, dengan langkah seorang pendekar Yai mengambil sebuah sapu, diluncurkanlah serangan sapu panas itu ke paha para santri yang sedang asik membuat pulau impian. Dengan cepat Yai menyusuri satu persatu kamar bagaikan badan intelejen amerika serikat yang sedang melakukan misi, ternyata betul dugaan Yai di dalam kamar masih ada empat orang santri yang tak lain adalah Fahmi, Farid dan Aku yang masih tidur nyenyak. “PLAK” “CETAR” ”BUK.”
"Wes sholat le."
"Dereng Yi," dengan badan seperti tersengat belut listrik Aku menjawab.
“PLAK PLAK PLAK”
"Punten Yai," kataku sambil tertunduk.
"Sesok dibaleni maneh yoh,"
"Mboten Yai,"
Besoknya, tak di sangka Yai memang kembali lagi tapi bukan membawa sapu panas melainkan membawa selonjor selang elpiji, santri yang masih berada di kamar setelah kena cambukan pun langsung berlari menuju musholla. Karena tak mau kena yang ke dua kalinya, tetapi kali itu Farid dan ke tiga kawanyan ketinggalan oleh kelompok lainya dengan mengeluarkan senjatanya Yai meluncur ke dalam asrama dilakukanlah serangan pertama oleh Yai yang langsung pas ke paha Farid "CTARR...."
selanjutnya Yai meluncurkan serangan ke dua yang langsung pas ke kaki Dyon. langsung saja yai menambahkan serangan ke tiga kepada Fahmi dengan teknik lompatan Akai, "TRIPLE KILL...."
Dengan santai Yai mengeluarkan jurus andalanya seperti para koboi saat bersafana dan kali ini yang terkena sasaran adalah Aku. bersoraklah para penonton yang ada di luar asrama , "MAINIAC...."memang selalu saja Aku yang paling malang nasibnya, serangan yang terakhir
memang begitu kuat seperti pendekar legendaris yang entah darimana yai belajar yang sampai energinya bisa meledakkan asrama.
“Sesok mane ojok di baleni yoh leh, nek di baleni ati-ati loh leh, ilmune gak bakal manfaat.”
dengan serempak dan juga gemeteran para santri menjawab "Nggeh Yai."
Keadaan kembali normal dan para santri tak ada yang berani mengulang untuk ke dua kalinya
pasca serangan kala itu.
Post a Comment